Kamis, 30 Desember 2010

Timnas Indonesia - Piala AFF 2010

Overall penampilan timnas di Piala AFF 2010 kemarin membaik daripada sebelumnya, simpel bisa dilihat dengan 6 kali kemenangan dan 1 kali kekalahan di sepanjang kompetisi. Namun pada kenyataannya Indonesia lagi-lagi menjadi runner-up untuk keempat kalinya. Namun ada 2 kelemahan yang perlu dibenahi, yaitu:

1. Kemampuan pemain cadangan cukup jauh perbedaannya dengan tim utama dan tidak merata di semua posisi.

Hal ini terlihat jelas di sayap kiri. Ketika Okto tidak bermain dan penggantinya adalah Arif Suyono. Arif terlihat cukup canggung bermain di kiri, karena dia tidak kidal, sehingga ketika dia menerima bola lambung terlihat agak aneh cara dia mengontrol bola. Terlebih ketika di final leg ke 2 dia cedera dan akhirnya Tony Sucipto masuk menjadi bek kiri dan Nasuha yang dimajukan menjadi sayap kiri.

Di posisi gelandang tengah pun terlihat jelas perbedaannya. Ketika lawan Thailand lini tengah diisi Eka Ramdani dan Tony Sucipto, permainan jauh berbeda apabila diisi oleh Firman dan Ahmad Bustomi. Padahal untuk formasi 4-4-2, 2 orang di posisi gelandang tengah sangat vital perannya. Jika tidak punya pemain cadangan yang berkemampuan seimbang dengan pemain inti, akan mudah bagi lawan untuk menghancurkan permainan, tinggal buat cedera saja pemain intinya, maka selesailah sudah.

Ketiga di penyerang, kontribusi Yongki dan Bambang kalah dibandingkan dengan Gonzales dan Irfan. Ketika final leg 1, jelas terlihat permainan Yongki tidak sebagus Irfan.

2. Belum bisa bermain dengan berbagai macam formasi.

Sepanjang kompetisi, formasi yang digunakan adalah 4-4-2 . Hal ini terlihat di final leg 2, pergantian pemain yang dilakukan adalah Bambang menggantikan Irfan dan Eka Ramdani menggantikan Firman padahal Irfan dan Firman tampil cukup bagus. Kenapa tidak menggantikan Ridwan yang penampilannya kurang bagus? Alasan yang paling masuk akal adalah karena tidak mau mengubah formasi 4-4-2. Alfred Riedl tidak mengubah formasi itu entah karena tidak ingin mengubah keseimbangan atau memang karena timnas belum pernah berlatih dengan formasi lain, tapi yang jelas timnas perlu bisa bermain dengan berbagai macam formasi, harus bisa menyesuaikan dengan permainan lawan juga.

3. Mental

Pada saat final leg 1, setelah kebobolan gol pertama, selanjutnya mudah sekali kebobolan dua kali lagi. Gol pertama memang kesalahan Maman, gol kedua tidak perlu terjadi apabila bek bisa konsentrasi dan tenang dalam menghentikan lawan. Dan gol ketiga Malaysia bisa terjadi padahal ada tiga bek Indonesia dan tiga2nya bengong.


Saya tidak akan mengomentari masalah politis, karena memang sebagai seorang rakyat biasa kita tidak tahu apa yang orang2 atas pikirkan dan lakukan.

Banyak pemain2 berkemampuan yang bisa masuk timnas untuk posisi2 penting, contohnya Boaz Solossa di posisi penyerang atau sayap kiri dan Immanuel Wanggai di posisi gelandang tengah. Hanya saja, mereka sering terlibat kasus indisipliner. Memang sulit membentuk suatu tim yang bagus di semua lini.

Perlu adanya pelatnas yang terstruktur dan terorganisir rapi. Tentunya harus ada kerja sama dengan kompetisi lokal supaya tidak terjadi tarik2an pemain dan kebingungan jadwal seperti yang sering terjadi. Itu menjadi tanggung jawab PSSI yang dinilai gagal oleh masyarakat.

Satu Tahun, Satu Hari

Sebentar lagi tahun baru 2011 dan di penghujung tahun seperti sekarang ini, biasanya orang membuat evaluasi apa yang sudah dilakukan selama tahun ini dan membuat resolusi, merencanakan apa yang akan dilakukan tahun depan.

Saya sendiri sudah punya rencana untuk beberapa tahun ke depan bahkan sampai seumur hidup. Tahun depan saya berencana untuk S2 di luar negri, tapi rencana itu disusun dan diusahakan dari tahun sebelumnya karena banyak persiapan yang harus dilakukan. Akan terlambat apabila saya ingin S2 di tahun depan dan baru tahun depan mengusahakannya. Jadi, untuk saya pribadi rencana tahun depan itu ya memang sudah ada di rencana hidup saya keseluruhan, tidak ada kekhususan yang harus dibuat pada awal tahun baru. Satu tahun memang lama, tapi apabila satu tahun dibandingkan dengan satu kehidupan bisa disamakan atau bahkan lebih kecil daripada perbandingan satu bulan dalam satu tahun maupun satu hari dalam satu bulan.

Kita yang sekarang adalah hasil dari pemikiran dan perjuangan kita di masa lalu dan kita di masa depan adalah hasil dari pemikiran dan perjuangan kita di saat ini. Jika kita hari ini tidak melakukan apa-apa, maka besok, lusa dan seterusnya kita akan sama saja seperti sekarang. Tidak perlu menunggu awal tahun untuk membuat rencana baru, tapi buatlah rencana hidup kita tiap hari. Dan tidak perlu menunggu akhir tahun untuk mengevaluasi hidup tapi evaluasilah hidup kita setiap hari.

Jangan sia-siakan hidup satu hari pun karena Tuhan memberi waktu tambahan satu hari dalam hidup dengan alasan yang baik. Bersyukurlah selalu atas hari baru yang kita dapatkan. Dan kita tidak akan pernah tahu lamanya waktu yang Tuhan berikan atas hidup kita, karena itu tidak perlu menunggu pergantian tahun untuk menjadi lebih baik, tetapi berusahalah untuk menjadi lebih baik setiap harinya. Jika bisa melakukan itu maka satu tahun dan hidup kita akan menjadi lebih baik.

Jumat, 17 Desember 2010

Percakapan Tentang Natal

Malam ini, ketika gw lg nyortir baju2 bekas, ada tmn ngeliat dan terjadi percapakan ttg agama. anehnya akhir2 ini gw sering terlibat dlm percakapan ttg agama dgn org2.

Anggaplah namanya si X, org ini suka bicara ttg agama, mgkn seperti berkotbah ttg kitab suci dan semacamnya. cukup nyambung karena kitab sucinya sama dengan gw, hanya agamanya yang berbeda. Jujur, gw sering menghindari percakapan dgn dia, karena gw menghindari perdebatan agama yg jelas ga akan ada habisnya. Dan dia malah melihat gw yg menghindar itu sbg ciri org yg tdk taat beragama. Yah, mgkn di agamanya dan penilaiannya itu salah satu ciri org taat beragama adalah sering melakukan pembicaraan religius, sering membawa nama Tuhan dan semacemnyalah. Tapi overall, dia melihat kl org seperti gw bukan seorang yg cukup taat (remind me with someone who said the same thing). Terlepas dari benar atau tidak, menilai org seperti itu menurut gw salah, He acts like God yang bisa menilai ketaatan seseorang.

Garis besar percakapannya seperti ini:
X: buat apa mas barang2 itu?

A: ini barang2 buat disumbangin, gw pake alamat kosan buat jadi tmpt pengumpulan baju bekas.

X: wah, lo ternyata org yg cukup peduli juga ya.

A: yah, kl bs bantu kenapa ngga? cuma nyediain waktu bbrp jam dlm seminggu apa susahnya. gw pny cukup rejeki, udah buat seneng2 juga sampe bs nonton bola di senayan, masa nyempetin dan keluarin uang buat gini aja ga bisa sih?

X: hmmm. ini cukup merubah pandangan gw ke lo.

A:(agak kesel tp ditahan) gw melakukan ini bukan buat ngerubah pandangan org. bantu org ya yg penting org yg dibantu dpt pertolongan, apa urusannya dgn org lain?

X: btw buat Natal udah mempersiapkan apa aja ni? udah beli apa aja?

A: kebetulan br bbrp hari kmrn gw abis ngbrl sama org ttg arti Natal. utk kali ini, gw mencoba bertindak sbg seorang pemberi, bukan pengkonsumsi. Natal emg identik dgn baju baru dan segala sesuatu yg baru, tapi apakah harus beli baju baru? siapa yg bilang begitu?

X: memang ga ada yg bilang dan ngatur ttg itu. tapi utk menyambut kedatangan Sang Penyelamat, kita hrs mempersiapkan diri, menjadi seorang yang baru. masa lo menyambut Dia dgn keadaan lo yg sama seperti sebelum2nya?

A: gw setuju kl hrs mempersiapkan, oleh karena itu ada yg namanya masa Advent. banyak musibah yang sangat parah dalam jangka waktu yg tidak lama sblm Advent. gw ngeliat itu sbg hal utk mengingatkan kita dlm masa Advent supaya menjadi lbh peduli dgn org lain. makanya daripada gw beli ini itu, memanjakan diri, merayakan Natal besar2an dan buang waktu buat senang2, kenapa ga menyempatkan waktu dan menggunakan uang kita utk membantu org yg jelas di depan mata lg kesusahan? apa mereka bisa merayakan Natal dgn keadaannya yg seperti itu?

X: menurut lo, org yg ga berpikir begitu apakah salah? apakah di agama lo memang diajarkan begitu?

A: org merayakan Natal dgn caranya masing2, selama tdk merugikan org lain dan tidak melanggar ajaran agama, sah2 saja kan. apakah cara berpikir gw salah? (gw pgn balik nanya: "apakah di agama lo ga diajarkan utk peduli dgn sesama? kenapa sebuta dan secuek itu si dgn sekitarmu dan cm mikir diri sendiri doang? lo bnyk cuap2 religius emg ud melakukan apa sih?" tp ditahan lg krn itu namanya menjudge perbuatan dan agama org. kl gw ngmg gitu berarti salah besar)

X: ga salah kalo menurut gw. gmn cara lo bersikap utk peduli dgn sesama itu? kl gw boleh tau, atas dasar apa lo bisa bersikap gt?

A: ada ajaran utk mencintai sesama seperti mencintai dirimu sendiri, dan cara yg gw pikirkan dan lakukan adalah posisikan diri kita jadi dia. apakah yg kita harapkan apabila tertimpa musibah itu? nah, apa yg diharapkan itulah yang berusaha utk kita lakukan. menurut lo ajaran itu penting ga?

X: penting, karena itu salah satu dari ajaran utama. (trus pergi)

Selasa, 14 Desember 2010

One Step Ahead

Oke, thanks hasil 2 tes yang cukup memuaskan
- TOEFL 607, persyaratan: 550-600
- GMAT 640, persyaratan: 600

TOEFL sih oke lah ya, tapi kalo GMAT tu bener2 prestasi buat gw pribadi. Ada beberapa alasan itu adalah tes utk masuk ke tempat yang bukan utk anak IPA dan tesnya cukup sulit, jauh lebih sulit daripada TOEFL. Jelas terlihat setelah gw mengerjakan dlm waktu 4 jam, langsung mengantuk. yah, mungkin karena otak yang jarang digunakan, begitu konsentrasi penuh langsung cape, tapi terbayar kok.

Someone said: you're the youngest but get the highest. jujur, rasanya senang sekali. bener2 perjuangan hampir tiap malem utk belajar, sampe pernah telat bangun (jam 10 kurang seperempat baru bangun, padahal jam 10nya meeting!!!!!), berusaha lebih memahami bacaaan dlm bhs inggris dgn baca buku ini itu. dan ada hal yang sangat mengganggu dalam belajar dan kepikiran terus bahkan waktu ujian!

Overall, gw puas banget. Thank you so much God, You gave me strength and made me through this. Thanks Mom, You always give me support and always pray for me. What a very great Mom! Thanks Brother for your guidance, support and give me a lot of tricks :D. I still can not reach your score. I always set your score and goal as my target and you always get high score, that's why I can pass the requirement score.
You are the best!

And for the last, thanks to someone who have became my spirit and you were the one who disrupt my concentration also. It becomes clearer, no matter how glad I pass the GMAT, still can not cure this loss. All I want to do now is share my happiness with you, the one who can make me very happy. Yes, I must confess that you are more valuable and worth than all of these.